SEJARAH TERBENTUKNYA PPNI

Sejarah Berdiri Organisasi PPNI


Semua yang ada di bumi, memiliki sejarah. Sebab mempelajari sejarahnya, akan menjadi inspirasi. Mengetahui tentang letak dasar dan visi maupun tujuan sesuatu itu berdiri.

Termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yang merupakan organisasi profesi di Indonesia, dan ada semenjak penjajahan, Belanda, Inggris, Portugis Hingga Jepang.

Organisasi ini mengalami banyak perubahan, Sebelumnya bukan bernama PPNI, Namun terdiri berbagai organisasi, menjadi wadah berhimpun mereka para pekerja perawat.

Masa Penjajahan Dan Kesuraman

Tahun 1921

Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) oleh Pemerintahan Hindia Belanda.

Tahun 1928 (Sumpah Pemuda)

PKVB kemudian berubah menjadi PKVI dengan singkatan Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia. Pun nasionalisme berkobar dengan sendirinya.

Tahun 1942 – 1945

Penjajahan Jepang, keberadaan PPNI tidak Jelas. Hal ini karena Jepang, hendak menghapus semua organisasi tanah air bentukan Belanda. Tentu ini berhubungan dengan eksistensi kekuasaan penjajah Dan jepang sangat menjaganya.

Setelah Kemerdekaan

17 Agustus 1945 – 1951

Setelah Kemerdekaan 1945 Semangat mendirikan organisasi, Kembali bergelora dan bangkit.

Entah bagaimana alur ceritanya, Jika sebelumnya ada PKVI, Kini nama itu hilang, Justru yang muncul adalah 5 organisasi profesi yaitu PDKI, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia Perjurais, Persatuan Djuru Rawat Islam, SBK, Serikat Buruh Kesehatan, PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat Indonesia.

Filtrasi Dan Infiltrasi Organisasi

1951-1958

Bandung menjadi saksi perubahan PDKI menjadi PPDKI yaitu singkatan Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia. Keanggotaan bukan hanya perawat, namun semua tenaga kesehatan di dalamnya. Seperti Kesehatan masyarakat, Bidan, dan lain sebagainya.

1959-1974

Tahun 18 September 1948, Terjadi pemberontakan PKI Madiun, meski nanti pada 30 September 1965 Terjadi pemberontakan besar.

Beberapa organisasi keperawatan, melakukan pertemuan untuk menyatukan organisasi. Kecuali SBK (serikat buruh kesehatan) tidak dilibatkan, karena disinyalir telah tertumpangi gerakan komunis.

PPDKI yaitu Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia, Perjurais, Persatuan Djuru Rawat Islam, PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat Indonesia.

Keempat organisasi tersebut bersepakat untuk menjalankan misi organisasi masing-masing, dengan tetap pada semangat nasionalisme

Organisasi Profesi Resmi: PPNI

1974

Era tahun 1959 – 1974 atau selama 15 tahun, mereka “seprofesi” namun tidak bersatu.

Akhirnya tercetuslah pertemuan: Ruang Demontration Jln Prof Eykman, Nomor 34 Bandung Provinsi Jawa Barat Dengan melibatkan IPI, PPI, PPDKI Tanpa melibatkan Perjurais, Sebab beberapa saat sebelumnya juga terjadi pemberontakan DI/TII.

Maka semangat nasionalisme, yang menjadi persamaan ketiga organisasi tersebut.

Bertindak sebagai pimpinan sidang, yakni:

  1. Odjoh Radiat, MSc pemegang mandat IPI-Jakarta (PP)
  2. H.B. Barnas pemegang mandat Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PP)
  3. Maskoep Soerjo Soemantri pemegang mandat Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PP)

Ketiganya merupakan pendiri PPNI, selanjutnya ada nama lainnya, yang masuk dalam sidang pembentukan PPNI, yaitu organisatoris asal Bandung, yakni diantaranya:

  1. J. Soewardidari Persatuan Perawat Indonesia,
  2. Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia,
  3. L. Harningsihdari Persatuan Perawat Indonesia, dan
  4. Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada 17 Maret 1974
Dan Semenjak saat itu, Dilakukan Fusi Organisasi, Bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Namun penggunaan nama, secara resmi, belum bisa dipergunakan sebab belum dilakukan kongres.

Sehingga pada sidang tersebut, Memutuskan menyelenggarakan Kongres I dengan membentuk kepanitiaan.

Tepatnya Kongres pertama di Jakarta 15 – 20 November 1976 Dengan terpilihnya Oyoh Radiat, MSc Sebagai Ketua Umum Pertama Dan Sekretaris Maskoep Soerjo Soemantri

Karena menjadi otak Pendirian PPNI, Maka Oyoh Radiat menjabat selama 12 tahun, Periode pertama hingga ketiga.

Kongres I Jakarta, 1976

Kongres yang Pertama untuk periode tahun 1976 – 1980, dilaksanakan di Jakarta, pada 15 – 20 Nov.1976.

Yang mengetahui penyatuan organisasi sebagai pimpinan sidang pertemuan Bandung, 2 tahun sebelumnya. Adalah Odjoh Radiat, M.Sc. Maka untuk pertama kalinya, ia menjadi 01 organisasi profesi perawat tersebut.

Ketua Umum: Odjoh Radiat, MSc

Sekretaris Jenderal : Maskoep Soerjo Soemantri

Kongres II Surabaya, 1980

Kongres Kedua (1980 – 1984), Surabaya, 17 – 21 Juni 1980

Masa itu, koneksi tidak seperti sekarang ini, yakni hubungan begitu luas, dan tentunya yang banyak mengetahui perkembangan profesi adalah yang tinggal pada ibukota negara. Maka kedua kalinya kembali Odjoh memegang posisi sebagai pucuk pimpinan.

Ketua Umum: Odjoh Radiat, MSc

Sekretaris : Maskoep Soerjo Soemantri

Selama 8 tahun Ketua dan Sekretaris berpaket dalam mengurusi profesi yang sampai pada tahun tersebut, belum mendapatkan pengesahan negara sebagai pekerjaan profesi berupa Undang-undang maupun keputusan presiden. Mengenai legalitas kewenangan penuh mereka sebagai perawat

Kongres III Jakarta, 1984

Kongres Ketiga (1984 – 1989), Jakarta, 15 – 18 Desember 1984.

Selanjutnya pada saat proses kongres yang ke-3, kembali dilaksanakan di Jakarta, dengan komposisi pengurus.

Ketua Umum: Oyoh Radiat, MSc

Sekretaris : Drs. Husein, SKM

Pada saat kongres Jakarta kali ini, terjadi pergantian sekretaris, dari Maskoep Soerjo Soemantri ke Drs. Husein, SKM. Setahun setelah kepengurusan periode ini, berdiri S1 keperawatan.

Maka jangan heran ketika Ketua Umum PPNI era tahun 1974 hingga 1995, dipimpin dengan gelar SKM, M.Sc maupun Doktorandus (Drs). Sebab semangat mereka yang kuat sebagai lulusan SPR maupun SPK untuk membangun profesi, dan diploma III keperawatan.

Kongres IV Jawa Tengah, 1989

Munas Ke IV (Tahun 1989 – 1995), Semarang Jateng, Tanggal 27 November – 1 Desember 1989

Semarang menjadi tempat penyelenggaraan Kongres keempat. Sekaligus saksi terpilihnya Satien Wuntu menjadi pimpinan utama, profesi dengan Professor Pertama di Indonesia adalah Prof. dr Elly Nurrachmah tersebut.

Pada Kongres ini terjadi perubahan periode kepengurusan, dari empat tahun menjadi lima tahun masa kepengurusan.

Ketua Umum: Setien Wuntu, MPH

Sekretaris : Drs. Zaidin Ali

Masa ini, undangan mengikuti kongres melalui surat via kantor pos dengan menggunaka prangko. Tentunya berbeda dengan saat ini, bahwa informasi menembus waktu, yang terjadi di Jakarta tembus keseluruh dunia walam waktu relatif sama.

Kongres V Jakarta, 1995

Munas Ke-V (1995 – 2000), Jakarta, 5 – 29 Januari 1995. Pada kegiatan Musyawarah Nasional tersebut, Sekretaris pada tahun 1984 – 1989. Terpilih menjadi Ketua Umum, Yakni

Ketua Umum: Drs. Husein, SKM

Sekretaris : Drs. Zaidin Ali

Pada kepengurusan ini, Ketua Umum berganti namun Sekretaris Jenderal tidak berubah yakni tetap Zaidin Ali. Pada masa kepengurusan periode ini pula, penetapan Fakultas Keperawatan pertama tanah air. yakni FIK – UI.

Kongres VI, Bandung 2000

Munas ke-VI (2000 – 2005), Bandung, 16 – 18 April 2000

Untuk pertama kalinya organisasi ini dipimpin oleh ketua umum dengan cara demokratis, yang sebelumnya menggunakan sistem formatur. Pada kongres ini, blok kelompok pendidikan dan departemen kesehatan dengan pelayanan (RS), mulai bergerak menjadi sebuah isu. Meski dengan sedikit alot, pada masa ini terpilih, yakni:

Ketua Umum: Achir Yani S Hamid, MN, DNSc

Sekretaris : Dra. Herawani Aziz, M. Kes., M. Kep

Pada periode pertama kepengurusan, nama Achir Yani S. Hamid, tidak kami sebutkan gelar Prof, sebab memang pada kenyataanya, beliau belum menjadi guru besar ketika itu. Sebab gelar Professornya ia dapatkan pada tahun 2006 atau periode kedua menjabat.

Namun pada tahun ini, Profesi keperawatan berhasil memecahkan telur. Yakni professor pertama keperawatan tanah air pada tahun 2004, yakni Prof Dr Elly Nurrachmah.

Kongres VII, Manado 2005

Pada Munas ke – VII (2005 – 2010), Sulawesi Utara – Manado, pada tanggal 24 – 28 Juli 2005. Achir Yani menjadi seorang yang memiliki kharisma didepan para anggota. Sehingga pada sidang 5 tahunan tersebut memutuskan, yakni:

Ketua Umum: Prof. Achir Yani S Hamid, MN, DNSc

Sekretaris Jenderal : Dra Junarsih Sudibjo

Periode ini, Prof Achir Yani menjadi professor keperawatan yang kedua pada tahun 2006. Sekaligus mencatatkan dirinya sebagai ketua umum yang mendapatkan gelar guru besar saat masih menjabat.

Kongres VIII, Balikpapan 2010

Munas Ke-VIII (tahun 2010 – 2015), Balikpapan – Kalimantan Timur, pada tanggal 27 – 30 Mei 2010. Prestasi Prof Achir Yani, membuat posisi kandidat tidak bergeser dari Fakultas Ilmu Keperawtan Universitas yang cikal bakalnya berdiri pada 1849. Yakni Universitas Indonesia.

Maka Balikpapan menjadi sebuah tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional ke delapan, sekaligus menjadikan ia menjadi wanita ketiga dengan posisi sebagai pengambil kebijakan tertinggi kepengurusan PPNI.

Ketua Umum: Dewi Irawaty, MA., Ph.D

Sekretaris : Harif Fadhilah, SKp, SH

Kongres Ke IX, Palembang 2015

Pasa masa kongres Palembang, tekanan “politik” semakin meningkat. Dengan banyaknya professor keperawatan, membuat semangat profesi sebelumnya berkobar untuk memperjuangkan undang-undang keperawatan.

Pada saat kongres tersebut, secara kepantasan akademik Dewi Irawati masih sangat mampu untuk melanjutkan periode kepemimpinan. Dengan beberapa pertimbangan. Terutama pertimbangan sebagai dosen Universitas Indonesia.

Akan tetapi, sekaligus hal itu menjadi kelemahan. Oleh karena berdirinya banyak kampus keperawatan tanah air, mengakibatkan persaingan antara klan universitas. Tidak bisa di hindari pada arena kongres.

Akhirnya, terpilih dengan aklamasi sebagai ketua umum adalah Harif Fadhilah.

Ketua Umum: Harif Fadhilah, SKp, SH, M.Kes, MH

Sekretaris : Dr. Mustikasari, SKp., MARS


PERKEMBANGAN PPNI DI KUTAI KARTANEGARA


Posting Komentar

Kami akan jawab sesuai pertanyaan dengan baik